TEORI ORGANISASI HUKUM RELATIONS
Teori
organisasi human relations disebut juga teori hubungan kemanusiaan,teori
hubungan antara manusia,teori hubungan
kerja kemanusiaan,atau the human
relations theory. Hubungan antar manusia dan hubungan kemanusiaan
kedua-duanya merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris human relations.Hubungan antar manusia
dengan hubungan kemanusiaan sesungguhnya mempunyai pengertian yang tidak sama.
Hubungan antar manusia merupakan antar pesona yang bersifat lahiriah
saja,kurang memperhatikan aspek kejiwaan,sehingga tidak memberikan kepuasan
psikologis.
Pengertian hubungan kemanusiaan dapat di bedakan menjadi dua macam ,yaitu hubungan kemanusiaan dalam arti luas,dan hubungan kemanusiaan dalam arti sempit.
*.Dalam arti luas, hubungan kemanusiaan ialah hubungan antar seseorang dangan orang lain yang terjadi dalam segala situasi dan dalam semua bidang kegiatan atau kehidupan untuk mendapatkan kepuasan hati.
*.Dalam arti sempit, hubungan kemanusiaan ialah hubungan antar seseorang dengan orang (orang-orang)lain dalam suatu organisasi atau kantor,yang bertujuan memberikan kepuasan hati para pegawai ,sehingga para pegawai mempunyai semangat kerja yang tinggi, kerjasama yang tinggi, serta disiplin yang tinggi.
Pengertian hubungan kemanusiaan dapat di bedakan menjadi dua macam ,yaitu hubungan kemanusiaan dalam arti luas,dan hubungan kemanusiaan dalam arti sempit.
*.Dalam arti luas, hubungan kemanusiaan ialah hubungan antar seseorang dangan orang lain yang terjadi dalam segala situasi dan dalam semua bidang kegiatan atau kehidupan untuk mendapatkan kepuasan hati.
*.Dalam arti sempit, hubungan kemanusiaan ialah hubungan antar seseorang dengan orang (orang-orang)lain dalam suatu organisasi atau kantor,yang bertujuan memberikan kepuasan hati para pegawai ,sehingga para pegawai mempunyai semangat kerja yang tinggi, kerjasama yang tinggi, serta disiplin yang tinggi.
Jadi inti dari hubungan antar manusia adalah hubungan
yang bersifat lahirlah,sedang hubungan kemanusiaan lebuh bersifat psikologis.
Tujuan dilaksanakannya human relations ialah untuk mendapatkan :
1. Kepuasan psikologis para karyawan,
2. Moral yang tinggi,
3. Moral yang tinggi,
4. Disiplin yang tinggi,
5. Loyalitas yang tinggi,dan
6. Motivasi yang tinggi,
1. Kepuasan psikologis para karyawan,
2. Moral yang tinggi,
3. Moral yang tinggi,
4. Disiplin yang tinggi,
5. Loyalitas yang tinggi,dan
6. Motivasi yang tinggi,
Apabila
di dalam organisasi ada kepuasan psikologis pada diri para annggota, ada moral,
disiplin, dan motivasi yang tinggi maka organisasi akan dapat di
urus dengan mudah, dan dapat berjalan lancer menujju yang telah ri tetapkan.
Untuk memberikan kepuasan kepada para anggota, baik kebutuhan ekonomi, non
ekonomi, kebutuhan social maupun cultural maka kepuasan anggota organisasi
pasti akan meningkat.
TEORI ORGANISASI
PERILAKU
Teori
organisasi peilaku atau The Behaviour
Theory of Organizzation adalah suatu teori yang memandang organisasi dari
segi perilaku anggota organisasi. Setiap anggota mempunyai watak, temperamen,
cita-cita,leinginan yang berbeda-beda, yang menagakibatkan perilaku dari setiap
anggota organisasi berbeda-beda. Perilaku itu pada awal mulanya berorientasi pada
diri sendiri, akan tetapi karena pada dasarnya menusia tidak dapat hidup
sendiri, selalu hidup dalam kelompok,perilaku mereka berkembang menjadi apa
yang dinamakan perilaku organisasi (behavior
organization). Oleh karena itu teori ini berpendapat bahwa baik atau
tidaknya, brhasil atau tidaknya organisasi mencapai sasaran yang telah di
tetapkan adalah tergantung dari perilaku atau sikap kelakuan (behavior) dari pada anggotanya.
Yang dimaksud dengan perilaku dapat berupa sikap, tindakan atau tingkah laku. Perilaku dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu (1) perilaku formal , (2) perilaku informal , (3) perilaku nonformal.
Yang dimaksud dengan perilaku dapat berupa sikap, tindakan atau tingkah laku. Perilaku dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu (1) perilaku formal , (2) perilaku informal , (3) perilaku nonformal.
“Perilaku Formal”
Perilaku formal merupakan akibat dari hubungan formal
yang berlangsing di organisasi. Hubungan formal adalah keseluruhan
hubungan yang dilakukan secara
resmi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi .Dengan
demikian yang dimaksud dengan perilaku formal adalah segenap sikap, perilaku,
tindakan, atau tingkah laku yang
dilakukan secara formal atau resmi.
“Perilaku Informal”
Perilaku informal mmerupakan akibat dari pada
hubungan informasi yang timbul di dalam organisasi. Yang dimaksud dengan
hubungan informal adalah janlinan hubungan pribadi yang terikat oleh berbagai
ketentuan atau aturan resmi organisasi.
“Perilaku
Non-formal”
Perilaku non-formal merupakan akibat adanya
hubungan non-formal. Yang dimaksud
dengan hubungan non-formal adalah
hubungan antara yang bersifat resmi (terkait kepada aturan-aturan resmi),
dengan yang bersifat tidak resmi (tidak terkait aturan-aturan resmi), antara yang
berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan dengan hubungan pribadi.
TEORI ORGANISASI
PROSES
Teori organisasi proses atau The Process Theory of Organization adalah suatu teori yang memandang organisasi
sebagai proses kerja sama antara sekelompok orang yang tergabung dalam suatu
kelompok formal.Olleh karena itu teori ini memandang organisasi dalam arti
dinamis, selalu bergerak dan di dalamnya terdapat pembagian tugas dan
prinsip-prinsip yang bersifat umum universal. Oleh karena itu pimpinan
organisasi harus mendayagunakan dan mengarahkan proses kerja sama itu kearah
tercapainya tujuan yang telah diterapkan.
TEORI ORGANISASI
KEPEMIMPINAN
Kepemimpina atau
leadership adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain (para
pengikut, para bawahannya) sehingga orang lain mau mengikuti apa yang menjadi
kehendaknya. Teori ini beranggapan bahwa berhasil tidaknya oerganisasi mencapai
tujuan tergantung dari sampai seberapa jauh seorang pemimpin mempu mempengaruhi
para bawahan sehingga mereka mau bekerja dengan semangat.
Oleh karena itu teori oerganisasi kepemimpinan dapat dibedakan menjadi beberapa bagian:
1.Teori otokratis, yang beranggapan bahwa segala aktivitas dalam oerganisasi akan berjalan lancer apabila segala sesuatu ada di tangan pimpinan , segala keputusan ada ditangan pemimpin.
2. Teori demokratis, yang beranggapan bahwa segala aktivitas dalam organisasi akan berjalan lancer apabila segala masalah yang dihadapi oleh organisasi dipecahkan secara bersama antara pemimpin dengan para bawahan.
3.Teori kebebasan, disebut juga teori laisser faire, yang beranggapan bahwa agar segala sesuatu, segala aktivitas dalam organisasi dapat berjalan lancer dan berhasil mencapai tujuan, kepada para bawahan diberikan kebebasan untuk memutuskan segala masalah yang di hadapi.
4.Teori paternalisme, berlandasan kepada suatu pemikiran bahwa segala aktivitas dalam organisasi dapat berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan seperti yang telah ditetapkan apabila pemimpin mampu memberikan bimbingan,pengarahan,pengarahan,perintah,sampai dengan masalah yang sekecil-kecilnya.
5.Teori personal atau teori pribadi, berlandasan kepada suatu pemikiran bahwa segala aktivitas dalam organisasi dapat berjalan lancar dan dapat berjalan lancar dan dapat mencapai sasaran atau tujuan seperti yang telah ditetapkan apabilapimpinan mampu mengadakan hubungan secara langsung dengan para bawahan.
6.Teori non-personal atau teori non-pribadi, berlandasan kepada suatu pemikiran bahwa segala aktivitas dalam organisasi akan dapat berjalan baik apabila hubungan dalam organisasi berlangsung secara tidak langsung.
Oleh karena itu teori oerganisasi kepemimpinan dapat dibedakan menjadi beberapa bagian:
1.Teori otokratis, yang beranggapan bahwa segala aktivitas dalam oerganisasi akan berjalan lancer apabila segala sesuatu ada di tangan pimpinan , segala keputusan ada ditangan pemimpin.
2. Teori demokratis, yang beranggapan bahwa segala aktivitas dalam organisasi akan berjalan lancer apabila segala masalah yang dihadapi oleh organisasi dipecahkan secara bersama antara pemimpin dengan para bawahan.
3.Teori kebebasan, disebut juga teori laisser faire, yang beranggapan bahwa agar segala sesuatu, segala aktivitas dalam organisasi dapat berjalan lancer dan berhasil mencapai tujuan, kepada para bawahan diberikan kebebasan untuk memutuskan segala masalah yang di hadapi.
4.Teori paternalisme, berlandasan kepada suatu pemikiran bahwa segala aktivitas dalam organisasi dapat berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan seperti yang telah ditetapkan apabila pemimpin mampu memberikan bimbingan,pengarahan,pengarahan,perintah,sampai dengan masalah yang sekecil-kecilnya.
5.Teori personal atau teori pribadi, berlandasan kepada suatu pemikiran bahwa segala aktivitas dalam organisasi dapat berjalan lancar dan dapat berjalan lancar dan dapat mencapai sasaran atau tujuan seperti yang telah ditetapkan apabilapimpinan mampu mengadakan hubungan secara langsung dengan para bawahan.
6.Teori non-personal atau teori non-pribadi, berlandasan kepada suatu pemikiran bahwa segala aktivitas dalam organisasi akan dapat berjalan baik apabila hubungan dalam organisasi berlangsung secara tidak langsung.
TEORI ORGANISASI FUNGSI
Ada yang mengatakan bahwa fungsi adalah sekelompok
kegiatan yang tergolong dalam jenis dalam jenis yang sama berdasarkan sifatnya,
pelaksanaannyaa atau pun pertimbangan lainnya. Tetapi ada pula mengatakan bahwa
fingsi adalah apa atau sesuatu yang harus dijalankan guna memenuhi maksud dan
tujuan. Pada dasarnya fungsi adalah sekelompok tugas atau kegiatan yang harus
dijalankan oelah seseorang yang
mempunyai kedudukan sebagai pemimpin atau sebagai manajer guna mencapai
tujuan organisasi.
Oleh karena itu teori ini dilandaskan suatu pemikiran bahwa ssegala aktivitas dalam organisasi akan adapat berjalan lancar dan berhasil mencapai tujuan seperti yang telah di tetapkan.
Oleh karena itu teori ini dilandaskan suatu pemikiran bahwa ssegala aktivitas dalam organisasi akan adapat berjalan lancar dan berhasil mencapai tujuan seperti yang telah di tetapkan.
Kegiatan Menyusun Perencanaan
(Plaining)
Plaining merupakan proses pemikiran dan penentuan secara
jelas dari segala sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi.
Karena pada dasarnya setiap proses pemikiran itu memerlukan suatu keputusan, maka planning meliputi serangkaaian keputusan-keputusan termasuk keputusan dalam hal tujuan, kebijaksanaan, prosedur, program dan metode serta jadwal waktuk pelaksanaan. Apabila rencana itu salah maka dengan sendirinya tujauan tidak akan tercapai.
Karena pada dasarnya setiap proses pemikiran itu memerlukan suatu keputusan, maka planning meliputi serangkaaian keputusan-keputusan termasuk keputusan dalam hal tujuan, kebijaksanaan, prosedur, program dan metode serta jadwal waktuk pelaksanaan. Apabila rencana itu salah maka dengan sendirinya tujauan tidak akan tercapai.
Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah keseluruhan proses
pengelompokan kegiatan-kegiatan, tugas, tanggung jawab, dan wewenang sedemikian
rupa sehingga tercipta suatu kesatuan gerak dalam rangka melaksanakan
rencana.Fungsi pengorganisasian sangat penting karena dengan pengorganisasian
setiap orang atau setiap pejabat akan mengetahui tugas, fungsi, pekerjaan,
kedudukan, hak dan kewajiban, wewenang dan tanggung jawab.
Pemberian Motivasi (Motivating)
Motuyating adalah
keseluruhan proses pemberian motivasi (dorongan) kepada para pegawai agar
mereka mau dan suka bekerja sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara
efisiensi dan efektif. Motivasing merupakan fungsi yang sangat penting kerena
pelaksanaan fungsi ini berhubungan dengan manusia sebagai objek langsung. Oleh
karena itu segala aktivitas dalam organisasi akan dapat berjalan lancar dan
mencapai tujuan seperti yang telah ditetapkan apabila para bahwahan mempunyai
semangat kerja yang tinggi .
Pengawasan (Controlling)
Pengawasan
atau controlling
bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan tugas sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan. Pengawasan
menyangkut kegiatan membandingkan antara hasil nyata yang dicapai dengan
standar yang telah ditetapkan danapabila pelaksanaanya menyimpang dari rencana
maka perlu diadakan koreksi seperlunya. Organisasi akan mencapai sasaran
apabila pimpinan mampu melaksanakan fungsi pengawasan dengan sebaik-baiknya.
Teori pengawasan berlandaskan kepada suatu pemikiran bahwa berbagai hambatan, penyimpangan, penyalahgunaan wewenang dan berbagai penyelewengan disebabkan karena karena tidak adanya pembatasan atas perilakupara pejabat dalam melaksanakan fungsi, tugas atau pekerjaannya.
Teori pengawasan berlandaskan kepada suatu pemikiran bahwa berbagai hambatan, penyimpangan, penyalahgunaan wewenang dan berbagai penyelewengan disebabkan karena karena tidak adanya pembatasan atas perilakupara pejabat dalam melaksanakan fungsi, tugas atau pekerjaannya.
Pengambilan Keputusan (Decision
Making)
Pengambilan keputusan merupakan proses kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang dalam usaha memecahkan suatu masalah (problem solving) yang sedang dihadapi
kemudian menetapkan berbagai macam alternative yang dianggap paling tepat untuk
dilaksanakan.Akhir dari pada proses pemikiran atas suatumasalah yang sedang
dihadapi adalah menjatuhkan pilihan(choice)
pada alternative yang dianggap paling tepat untuk melaksanakan. Dan itu
dinamakan keputusan.
Teori Pengambilan Keputusan
Teori ini berlandaskan kepada suatu pemikiran bahwa
berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan tergantung
dari berbagai keputusan yang dibuat oleh para pejabat di setiap tingkatan, baik
keputusan di tingkat puncak
1. Keputsan administratif = Keputusan yang dibuat oleh pucuk pimpinan
(administrator = top manager), yang memuat ketentuan-ketentuan pokok atau kebijaksanaan umum
.
2. Keputusan Eksekutif = Keputusan yang dibuat oleh pimpinan/manager tignkat
menengah yang memuat program-program untuk melaksanakan keputusan administratif
3. Keputusan Operatif
= Keputusan yang diambil oleh
para manajer tingkat bawah (lower management) yang merupakan pelaksanaan atas keputusan eksekutif.
Keputusan
juga dapat dibedakan menjadi dua :
1.
Keputusan yang
deprogram atau programmed decision adalah
keputusan yang berhubungan dengan persoalan rutin dan untuk pemecahannya telah
ditetapkan suatu prosedur rutin. Jadi
apabila keputusan itu berulang-rulang dan bersifat rutin maka keputusan
tersebut dapat di programkan dan di kembangkan dengan suatu prosedur tertentu.
2.
Keputusan yang
tidak diprogramkan atau nonprogrammed
decision adalah keputusan yang
menyangkut persoalan baru dan belum ada prosedur yang pasti untuk memcahkannya.
Persoalan yang dihadapi merupakan suatu problem solving sehingga keputusannya
tidak dapat diprogramkan.
Maka
dari itu untuk mengambil keputusan yang baik dan tidaklah mudah, tetapi
memerlukan proses yang terus-menerus.Proses pengambilan keputusan tersebut
dapat disajikan dalam bentuk diagram seperti berikut :
Gambar diatas merupakan proses pengambilan keputusan.
Teori
Kontingensi
Teori kontingensi disebutjuga teori
kemungkinan, teori lingkungan atau teori situasi. Setiap organisasi apapun
selalu menghadapi situasi tertentu. Situasi organisasi berbeda-beda, baik
organisasi pemerintah, organisasi niaga, maupun organisasi social. Organisasi
niaga akan menghadapi situasi yang sama sekali berbeda dengan situasi yang
dihadapi oleh organisasi social atau organisasi pemerintah.Oleh karena itu
teori organisasi kontingensi berlandaskan pada suatu pemikiran bahwa
pengelolaan organisasi dapat berjalan dengan baik dan memcahkan situasi
tertentu yang sedang dihadapi.
PERILAKU
ORGANISASI
Memahami
Perilaku Manusia
Apabila kita membicarakan perilaku
organisasi, berarti kita memandang organisasi itu sebagai proses, yaitu proses
kerjasama antara sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Apabila kita membicarakan perilaku organisasi, bukan berarti organisasi itu
yang berperilaku tampak secar nyata. Yang mempunyai perilaku adalah para
individu, para anggota (baik secara individu maupun secara kelompok) yang ada
didalam organisasi.
Oleh karena itu mempelajari
perilaku organisasi berarti mmempelajari perilaku para angggota organisasi,
baik secara individu maupun secara kelompok. Mempelajari perilaku oerganisasi
bukan mempelajari bagaimana organisasi itu berperilaku.Memamhami perilaku
manusia adalah seuatu hal yang sangat sulit karena setiap manusia sebagai
individu mempunyai perilaku yang berbeda-beda. Demikian pula perilaku manusia dipengaruhi oleh
berbagai factor, antara lain faktor lingkungan, latar belakang dan sebagainya.
Berdasarkan
kepada faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, maka perilaku dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu perilaku intern dan perilaku ejstern.
1).
Perilaku intern adalah perilaku-perilaku
yang di pengaruhi oleh faktor genetika, yaitu segala hal yang dibawa sejak
orang itu lahir sehingga merupakan warisan dari orang tuanya. Boleh dikatakan
setiap orang mewarisi hal-hal tertentu (sifat-sifat tertentu) dari orang
tuanya. Untuk memahami hala-hal yang berhubungan dengan faktor genetika memang
sangat sulit. Bagi seorang pemimpin organisasi ,data-dat tentang latar belakang
dari para anggota organisasi sangat penting dalam rangka-rangka mengarahkan dan
mengembangkan perilaku organisasi yang positif.
2).
Perilaku ekstern, adalah perilaku yang di pengaruhi oleh faktor dari luar,
miisalnya faktor lingkungan. Yang dimaksud dengan faktor lingkungan ialah
segenap situasi dan kondisi yang dihadapi sehari-hari oleh seseorang dalam
hidupnya.Meskipun pada dasarnya perilaku
seseorang dalam hal-hal tertentu diperoleh berdasarkan warisan dari
orang tuanya, akan tetapi dalam pembentukan selanjutnya ditentukan lebih lanjut
dalam kehidupan keluarga dan dalam kehidupan masyarakat. Dalam kehidupan
keluarga, sang ayah sebagai pemimpin keluarga. Memang diakui bahwa untuk
mengubah perilaku yang berdasarkan pada pembawaan (sifat, tabiat,
karakter)sangat sulit, tetapi paling tidak lingkungan akan dapat
menetralkannya.
PERILAKU
INDIVIDU DAN PERILAKU KELOMPOK
Manusia
sebagai individu mempunyai watak, tempramen, sifat dan kepribadian yang
berbeda-beda. Menggingat pada dasarnya setiap individu tidak mampu memenuhi
kebutuhannya, maka untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan itu ia menjadi
anggota dari berbagai macam kebutuhan dan dapt menyalurkan aspirasinya .
Apabila individu itu masuk menjadi anggota suatu kelompok, maka segala sifat,
watak, tempramen dan kepribadiannya akan
ikut dibawa masuk kedalam
kelompok.
Bagi
seorang pemimpin organisasi (terutama organisasi modern),kegiatan mengarahkan
perilaku individu ke dalam perilaku organisasi merupakan pekerjaan yang sangat
sulit karena hubungan dangan faktor-faktor kejiwaan. Meskipun demikian sudah
menjadi keharusan bagi pemimpin organisasi untuk melakukannya, karena kagagaln
dalam membrikan pengarahan akan mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tujuan.
Untuk
mengarahkan perilaku individu kea rah perilaku organisasi dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain :
1.
Memberikan pengertian bahwa
kegagalan mencapai tujuan organisasi juga merupakan kagagalan bagi setiap individu
dalam usaha memenuhi kebutuhan pribadinya. Sebaliknya apabila tujuan organisasi
dapat tercapai secara efisien maka organisasi dapat diharapkan akan dapat
memenuhi berbagai kebutuhan para angotanya.
2.
Dengan menajalankan teknik-teknik
kepemimpinan yang cocok, miaslnya dengan teknik persuasive, taknik penerangan,
teknik propaganda dan teknik kominikasi.
3.
Menetapkan berbagai ketentuan dan
peraturan yang harus ditaati setiap anggota, yang diikuti dengan sangsi bagi
mereka yang melanggar ketentuan tersebut.
4.
Menigkatkan hubungan dalam
organisasi khususnya hubungan personal yang serasi di kalangan para anggota,
sehingga tercipta loyalitas yang tinggi, baik antar pemimpin dangan bawahan dan
sebalinya maupun loyalitas antara sesame anggota/bawahan.
5.
Memberikan kesempatan kepada para
anggota untuk memberikan saran-saran yang berhubungan dengan kepentingan
organisasi. So pemimpin lebih bersifat terbuka.
PERILAKU NEGATIF DAN PERILAKU
POSITIF
Orang tidak
selalau berperilaku menurut aturan atau norma yang berlaku. Dalam kehidupan
sehari-hari orang sering berperilaku yang bertentangan atau menyimpang dari
aturan, terleaps karena sengaja atau tidak. Perilaku yang di dasarkan atas
aturan yang berlaku dinamakan perilaku positif, dan perilaku yang menyimpang
dari aturan yang berlaku dinamakan perilaku negatife.
PERILAKU NYATA DAN PERILAKU
DIARAHKAN
Dua macam
perilaku isi sebenarnya berhubungan dengan perilaku negative dan perilaku
positif. Baik perilaku negative maupun perilaku positif kedua-duanya dapat
dibedakan menjadi dua macam,yaitu :
1.
Perilaku
Negatif yang Nyata
Perilaku
negative yang nyata adalah perilaku yang bertentangan dengan aturan dan
norma-norma yang berlaku dimana perilaku itu didasarkan atas desakan dari
dalam, bukan karena pengaruh dari luar. Jadi perilaku ini merupakan perilaku
murni, tidak dibuat-buat, sesuai dengan tabiat orang tersebut.
Contohnya, seseorang yang suka mencuri uang atau barang milik orang lain.
Contohnya, seseorang yang suka mencuri uang atau barang milik orang lain.
2.
Perilaku
Positif yang Nyata
Perilaku
positif yangnyata adalah perilaku yang didasarkan aturan-aturan atau
norma-norma yang berlaku yang dilakukan atas dasar kesadaran dari orang
orang yang bersangkutan, bukan karena
takut hukuman atau sanksi dari organisasi. Misalnya seorang pegawai yang rajin,
ia selalu masuk tepat waktu. Ia melakukan bukan karena takut di marahi, dikenai
sanksi, tetapi karena ia memiliki kesadarn yang tiggi, loyal kepada pimpinan
dan organisasi yang menjadi dasar tumpuan hidupnya, yang merupakan satu-satunya
tempat untuk mengembangkan kariernya.
3.
Perilaku
Negatif yang Diarahkan
Perilaku negative nyang diarahkan berlawanan dengan perilaku negative nyata. Perilaku negative yang diarahkan adalah perilaku yang bertentangan dengan aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku di mana perilaku itu di pengaruhi oleh faktor-faktor dari luar lingkungan.Misalnya, seorang pegawai suka membolos atau dating terlambat.
Perilaku negative nyang diarahkan berlawanan dengan perilaku negative nyata. Perilaku negative yang diarahkan adalah perilaku yang bertentangan dengan aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku di mana perilaku itu di pengaruhi oleh faktor-faktor dari luar lingkungan.Misalnya, seorang pegawai suka membolos atau dating terlambat.
4.
Perilaku
Positif yang Diarahkan
Perilaku positif yang diarahkan adalah perilaku yang tidak bertentangan dengan aturan-aturan atau norma- norma yang berlaku dimana perilaku itu di pengaruhi oleh faktor-faktor dari luar, atau disebabkan oleh suatu motif tertentu . Misalnya pegawai yang rajin masuk kerja tepat waktu bukan karena kesadarn yang mirni, tetapi sekedar menepati peraturan yang berlaku.
Next Page : http://ridwannurhafiidh.blogspot.co.id/
Sumber : Drs.Ig.Wursanto
Buku :DASAR-DASAR ILMU ORGANISASI
Penerbit : ANDI YOGYAKARTA
Perilaku positif yang diarahkan adalah perilaku yang tidak bertentangan dengan aturan-aturan atau norma- norma yang berlaku dimana perilaku itu di pengaruhi oleh faktor-faktor dari luar, atau disebabkan oleh suatu motif tertentu . Misalnya pegawai yang rajin masuk kerja tepat waktu bukan karena kesadarn yang mirni, tetapi sekedar menepati peraturan yang berlaku.
Next Page : http://ridwannurhafiidh.blogspot.co.id/
Sumber : Drs.Ig.Wursanto
Buku :DASAR-DASAR ILMU ORGANISASI
Penerbit : ANDI YOGYAKARTA
Komentar
Posting Komentar