"Contoh
nyata dari metode yang digunakan untuk meningkatkan proses yang menjadi key
steps dari six sigma"
SIX SIGMA
Strategi penerapan six sigma yang diciptakan oleh DR.
Mikel Harry dan Richard Schroeder disebut sebagai The Six Sigma Breakthrough
Strategy. Strategi ini merupakan metode sistematis yang menggunakan pengumpulan
data dan analisis statistik untuk menentukan sumber-sumber variasi dan
cara-cara untuk menghilangkannya (Harry dan Scroeder, 2000).
Six sigma mempunyai 2 arti penting, yaitu:
·
Six sigma sebagai filosofi manajemen
Six sigma merupakan kegiatan yang dilakukan oleh semua anggota
perusahaan yang menjadi budaya dan sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
Tujuannya meningkatkan efisiensi proses bisnis dan memuaskan keiginan
pelanggan, sehingga meningkatkan nilai perusahaan.
·
Six sigma sebagai sistem pengukuran
Six sigma sesuai dengan arti sigma, yaitu distribusi atau penyebaran
(variasi) dari rata-rata (mean) suatu proses atau prosedur. Six sigma
diterapkan untuk memperkecil variasi (sigma). Six sigma sebagai
sistem pengukuran menggunakan Defect per Million Oppurtunities (DPMO) sebagai
satuan pengukuran. DPMO merupakan ukuran yang baik bagi kualitas produk ataupun
proses, sebab berkorelasi langsung dengan cacat, biaya dan waktu yang terbuang.
Dengan menggunakan tabel konversi ppm dan sigma pada lampiran, akan dapat
diketahui tingkat sigma.Pengertian Six sigma
Six sigma dapat didefinisikan sebagai suatu metodologi yang menyediakan alat-alat untuk peningkatan proses bisnis dengan tujuan menurunkan variasi proses dan meningkatkan kualitas produk. Pendekatan Six sigma merupakan sekumpulan konsep dan praktik yang berfokus pada penurunan variasi proses dan penurunan kegagalan atau kecacatan produk (Gaspersz, 2011).
Six sigma merupakan suatu falsafah dan kativitas perbaikan mutu berkelanjutan menuju zero defect. Dengan six sigma, cacat dan kesalahan yang terjadi atas produk sebesar 3,4 unit per sejuta keluaran. Six sigma mewakili enam simpangan baku (Sigma berasal dari huruf Yunani yang digunakan untuk menyatakan simpangan baku dalam statistik atas rata-rata dari data).
Metodologi six sigma menyediakan peralatan dan teknik untuk meningkatkan kinerja dan mengurangi cacat dalam proses manapun yang kita laksanakan. Six sigma dimulai penerapannya pada Motorola, yaitu pada divisi pabrikasi, tempat diproduksi berjuta-juta komponen dengan menggunakan proses sama yang dilaksanakan berulangkali. Dengan cepat, six sigma berhasil meningkatkan mutu keluaran sehingga diterapkan pula pada divisi selain divisi pabrikasi.
Six sigma digunakan perusahaan untuk meningkatkan mutu pada proses bisnis yang ada dengan cara meninjau ulang secara tetap dan memperbaiki proses tersebut. Untuk mencapai hal tersebut, six sigma menggunakan suatu metodologi yang dikenal sebagai DMAIC (gambarkan peluang / define, ukur capaian /measure, teliti kesempatan / analyze opportunity, tingkatkan capaian / improve performance dan kendalikan kinerja / control performance).
o
Keunggulan Six Sigma
Six Sigma sebagai program kualitas juga sebagai tool
untuk pemecahan masalah. Six sigma menekankan aplikasi tool ini secara metodis
dan sistematis yang akan dapat menghasilkan terobosan dalam peningkatan
kualitas. Metodologi yang sistematis ini bersifat generik sehingga dapat
diterapkan baik dalam industri manufaktur maupun jasa.
Six Sigma juga dikatakan sebagai metode yang berfokus
pada proses dan pencegahan cacat (defect) (Snee, 1999). Pencegahan cacat
dilakukan dengan cara mengurangi variasi yang ada di dalam setiap proses dengan
menggunakan teknik-teknik statistik yang sudah dikenal secara umum.
Keuntungan dari penerapan Six Sigma berbeda untuk tiap perusahaan yang bersangkutan, tergantung pada usaha yang dijalankannya.
Keuntungan dari penerapan Six Sigma berbeda untuk tiap perusahaan yang bersangkutan, tergantung pada usaha yang dijalankannya.
Biasanya Six Sigma membawa perbaikan pada hal-hal
berikut ini (Pande, Peter. 2000):
·
Perbaikan produktivitas
·
Pengurangan biaya
·
Pertumbuhan pangsa pasar
·
Retensi pelanggan
·
Pengurangan waktu siklus
·
Pengurangan cacat
·
Pengembangan produk / jasa
o
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki Six Sigma dibanding metode lain adalah:
·
Six Sigma jauh lebih rinci daripada metode analisis
berdasarkan statistik. Six Sigma dapat diterapkan di bidang usaha apa saja
mulai dari perencanaan strategi sampai operasional hingga pelayanan pelanggan
dan maksimalisasi motivasi atas usaha.
·
Six Sigma sangat berpotensi diterapkan pada bidang
jasa atau non manufaktur disamping lingkungan teknikal, misalnya seperti bidang
manajemen, keuangan, pelayanan pelanggan, pemasaran, logistik, teknologi
informasi dan sebagainya.
·
Dengan Six Sigma dapat dipahami sistem dan variabel
mana yang dapat dimonitor dan direspon balik dengan cepat.
·
Six Sigma sifatnya tidak statis. Bila kebutuhan
pelanggan berubah, kinerja sigma akan berubah.
Salah satu kunci keberhasilan Six Sigma adalah kerja tim dan khususnya
Black Belt yang dilatih, juga alat-alat yang digunakan dapat memberikan
kekuatan pada proses usaha perbaikan dan usaha pembelajaran. Metode atau
alat-alat tersebut antara lain:
·
SPC (Statistical
Process Control) atau pengendalian proses secara statistik, berguna untuk
mengidentifikasi permasalahan.
·
Pengujian tingkat signifikan statistik (Chi-Square, T-Test dan ANOVA), untuk
mendefinisikan masalah dan analisa akar penyebab permasalahan,
·
Korelasi dan Regresi, berguna untuk menganalisa akar
penyebab masalah dan memprediksi hasilnya.
·
Desain Eksperimen, untuk menganalisa solusi optimal
dan validasi hasil.
·
FMEA (Failure
Modes and Effect Analysis), berguna untuk mencari prioritas masalah dan
pencegahannya.
·
Mistake – Proofing, berguna untuk pencegahan cacat dan
perbaikan proses.
·
QFD (Quality
Function Deployment), untuk mendesain produk, proses dan jasa.
Dan disini saya akan menjelaskan contoh metode dari
six sigma :
o Define
Dalam beberapa artikel ke depan kita akan membahas
tentang metodologi six sigma yang dikenal dengan DMAIC. Untuk yang pertama ini, mari berkenalan
dengan fase DEFINE Langkah Utama Fase Define
Identifikasi Masalah – Pendekatan yang paling tepat
untuk menemukan permasalahan yang akan dijadikan proyek six sigma adalah
top-down. Jadi, Steering Committee dan Champion mengidentifikasi dan
memprioritaskan area untuk proyek perbaikannya
Melengkapi Charter– Project Sponsor atau biasanya
pemilik proses dan Green/Black Belt akan memperjelas ruang lingkup dan tujuan
proyek dalam sebuah Project Charter.
Validasi Charter –Green Belt mengidentifikasi
pelanggan dan persyaratan pelanggan, kemudian melakukan validasi atas ruang
lingkup, asumsi, dan manfaat (benefit) dalam Project Charter. Validasi charter
meliputi:
·
SIPOC Map – Adalah singkatan dari Supplier Input
Process Output dan Customer. Peta SIPOC akan membantu kita dalam memahami
batasan kerja kita, yang akan menjawab mengenal siapa pelanggan kita, apa
kebutuhannya, proses apa saja yang terlibat, apa sumber daya yang dibutuhkan
dan penyedia sumber daya tersebut.
·
Mengumpulkan Voice of Customer & Voice of Business
– Mengumpulkan persyaratan utama dari proses dari sudut pandang pelanggan dan
Process Owner.
·
Tentukan CCR dan CBR – Finalisasi dan prioritaskan
mana suara pelangganv atau bisnis yang paling kritikal
·
Kuantifikasi CCR dan CBR – Setelah kia menemukan suara
pelanggan yang paling kritikal, langkah selanjutnya adalah bagaimana menuangkan
permintaan pelanggan tersebut ke dalam suatu metrik yang terukur.
Identifikasi Financial Benefit – Menjelaskan
hubungan antara perbaikan operasional dengan manfaat financial. Biasanya di
awal proyek banyak asumsi yang dipakai untuk menjustifikasi benefit saving ini.
Yang terpenting dai tahapan ini adalah tingkat validitas sumber data dan
formulasi perhitunganya(CTQ)
Finalisasi Fokus dari Proyek – Charter adalah
dokumen hidup, anda bisa merevisi charter tersebut sesuai dengan keadaan
aktual. Modifikasi Project Charter dengan memperhatikan informasi terbaru
setelah proses validasi.
Define Gate Review – Pertemuan dengan Project
Sponsor, Business Leadership, dan pihak terkait lainnya untuk memastikan
alignment dari fokus proyek dan ekspektasi manajemen. CONTOH : Perusahaan
mengetahui permasalahan yang akan dihadapi dengan menyiapkan solusi terbaik.
o Measure
Memetakan Proses –setelah kita mengidentifikasi batasan ruang lingkup proyek dalam
SIPOC, langkah selanjutnya adalah memetakan proses secara lebih detail lagi.
Langkah ini penting dilakukan untuk menentukan constraint, value,
non-value-add, dan area fokus untuk perbaikan. Dari sini kita bisa
mengidentifikasi quick wins dengan mengeliminasi waste yang ditemukan dalam
proses. Tool yang biasa dipakai untuk memetakan proses ini adalah Value stream
mappingMenentukan ukuran – ukuran untuk y dan x – mengidentifikasi ukuran yang perlu dikumpulkan di output yang diharapkan, proses inti yang membuat output, serta input daripada proses tersebut. Hal ini perlu dilakukan untuk membantu mengidentifikasi akar masalah
Merencanakan pengambilan data – Setelah mendapatkan Y dan X, tim merencanakan pengambilan data. Penting untuk diingat dalam pengambilan data ini adalah jenis data yang akan diambil, karena berpengaruh terhadap teknik dan jumlah sampling sesuai. Selain itu mengidentifikasi siapa yang berhak melakukan sampling.
Validasi sistem pengukuran –Sistem pengukuran yang tidak tepat akan menyebabkan bias terhadap hasil, untuk itu perlu melakukan validasi sistem pengukuran. Apakah pengukuran yang kita punya saat ini sudah tepat dan akurat dalam memberikan informasi, baik untuk y maupun x. Tools yang umum dipakai adalah MSA
Mengumpulkan data – setelah ada perencanaan yang jelas dan sistem pengukuran yang valid, tim mengumpulkan data sebagai baseline. Data biasanya dideskripsikan dalam bentuk grafik sehingga mempermudah kita dalam mendapatkan informasi yang sesuai. Tools yang umum dipakai adalah: control chart, capability analysis, sigma level.
Update Project Charter– update data pada project charter jika ada perubahan.
Measure Gate Review – Pertemuan dengan Project Sponsor, Business Leadership, dan pihak terkait lainnya untuk memastikan alignment dari fokus proyek dan ekspektasi manajemen dan persetujuan atas baseline yang ditunjukkan tim.
CONTOH : Perusahaan melakukan perbaikan dan menyelesaikan masalah.
o Analyze
Berikut adalah langkah-langkah
utama dari fase Analyze:
·
Identifikasi x (akar masalah) – langkah ini untuk
mencari kemungkinkan penyebab masalah (x) yang memiliki pengaruh pada y. Pada
langkah ini brainstorming adalah alat yang paling efektif, untuk mempermudah
proses brainstorming, tool yang dipakai adalah: Fishbone, 5 Why, dan NGT
·
Prioritas X – langkah ini untuk mempersempit cakupan x yang akan
dianalisa oleh tim. X yang akan diprioritaskan adalah yang memiliki pengaruh
signifikan pada y.Tool yang dipakai untuk memprioritaskan X adalah
Prioritization Matrix
·
Validasi X – Dalam memvalidasi X terdapat dua cara/ pintu, yang
pertama adalah pintu proses, yang kedua adalah pintu data. Berikut
penjelasannya:
·
Analisa pada proses – identifikasi bottleneck dan
constraint dalam sebuah proses dan memperhitungkan pengaruhnya pada
produktivitas. Pada fase Measure lalu kita diminta untuk membuat Value Stream
Mapping untuk mendapatkan potensi quick Win. Di fase Analyze Value Stream
Mapping yang sama bisa dipakai untuk melihat time trap yang ada dalam proses.
Sehingga kita bisa mengindikasi potensial root-cause dan memprioritaskan untuk
membongkar constraint yang ada. Analisa pada proses bisa dilakukan secara
Gemba, menemukan fakta yang ada pada lapangan. (bukti foto)
·
Analisa pada data – Analisa pada data melibatkan penggunaan alat
statistik untuk bisa menemukan korelasi atau hubungan atau pengaru X terhadap
Y. Alat statistik yang biasa dipakai adalah: Korelas/Regresi, ANOVA, Hypothesis
Testing dan Design of Experience
·
Update Project Charter– update data pada
project charter jika ada perubahan.
·
Analyze Gate Review – Pertemuan dengan Project
Sponsor, Business Leadership/ champion, dan pihak terkait lainnya untuk
memastikan alignment dari fokus proyek dan ekspektasi manajemen dan persetujuan
atas akar masalah dan solusi yang akan diambil tim.
o Improve
Setelah mendapatkan dan memvalidasi akar permasalahan yang berpengaruh secara
signifikan terhadap Y, maka kita bersegera masuk ke fase Improve. Fase Improve
terdiri dari dua hal yang mendasar yang pertama adalah mengidentifikasi dan
memilih solusi
·
Generate Solution – Dari sumber penyebab Y yang
signifikan divalidasi, para anggota tim mencari solusi permasalahan. Cara
mencari solusi permasalahan bisa dari banyak sumber. Brainstorming, studi
literatur, benchmark, atau meminta pendapat ahli pada proses tersebut. Cara
kreatif seperti SCAMPER juga patut untuk dicoba.
·
Selected Solution – Dari berbagai usulan solusi
yang ditampung, saatnya kita memilih mana yang akan kita implementasikan
terlebih dahulu. Cara termudah untuk memprioritaskannya adalah dengan
menggunakan Benefit – Effort matrix yang membandingkan antara dampak perbaikan
dengan usaha yang diperlukan. Usaha yang paling minimal namun memberi dampak
yang paling maksimal adalah solusi yang terbaik untuk kita implementasikan!
·
To Be Map – Kita menggambar ulang proses yang menjadi tujuan
perbaikan kita. Tujuan dari dpetakannya proses yang baru ini untuk mendapatkan
gambaran ke semua tim alur proses yang baru, daerah yang diperbaiki, dan untuk
menganalisa apakah terdapat bottleneck atau constraint baru setelah
implementasi solusi
·
Work Plan – setelah kita mendapatkan solusi yang akan
diimplemetasi, langkah selanjutnya adalah membuat rencana kerja. Rencana kerja
dibuat secara spesifik yang menjelaskan tentang waktu dan biaya yang dibutuhkan
untuk implementasi
·
Piloting – Sebelum menerapkan solusi lebih luas, kita perlu
melakukan pengetesan, apakah usulan solusi yang akan kita implementasi
benar-benar berpengaruh terhadap perubahan yang kita inginkan, maka itu perlu
dilakukan piloting. Pilot juga bertujuan untuk mempelajari bagaimana cara yang
efisien dan efektif apabila solusi ini diimplementasi dalam skala yang lebih
luas
·
Evaluasi – Proses
evaluasi dilakukan pada dua hal. Evaluasi terhadap rencana kerja (terhadap
jadwal dan biaya) juga evaluasi terhadap hasil yaitu membandingkan data sebelum
dan sesudah implementasi solusi.
o Control
Hal yang terpenting dalam melakukan Six Sigma terletak
pada fase ini, CONTROL. Mempertahankan kemenangan memang lebih susah ketika
kita mendapatkannya. Tujuan dari fase ini adalah memastikan implementasi
menyeluruh dapat berjalan baik, sustainable (berke-sinambungan). Fase Control
ini juga menjadi akhir dari keterlibatan aktif Tim dalam proyek.
Apa saja langkah-langkah utama dalam fase ini? Ini
penjelasannya
·
Memastikan sustainability dari perbaikan – untuk bisa membuat proses perbaikan proses berjalan sesuai dengan
yang diharapkan dalam jangka panjang, maka penting bagi kita untuk membuat
sistem yang bisa meminimasi terjadinya kesalahan, atau dengan menciptakan
mistake-proofing agar permasalahan yang sama tidak muncul.
·
Mengukur dan mengkomunikasikan hasil – setelah
implementasi berjalan baik, hasil perbaikan terus diukur dan dipantau. Untuk
lebih memudahkan proses pemantauan perlu kita buat sebuah dashboard monitoring
hasil perbaikan yang berfungsi sebagai alat komunikasi tim kepada Steering
Committee maupun kepada anggota organisasi lain terhadap profil dari output
utama dari proyek perbaikan yang sudah selesai dijalankan
·
SOP dan Control Plan – Membahas bagaimana
cara menyusun Process Control Plan (reaction plan), menciptakan alat mistake
proofing, hingga menyusun SOP untuk sustainability dari perbaikan yang telah
dilakukan
·
Serah Terima kepada Process Owner (pemilik
proses) – langkah ini termasuk mengkomunikasikan SOP dan
Control Plan.
·
Control Gate Review – Pertemuan dengan Project
Sponsor, Business Leadership, dan pihak terkait lainnya untuk memastikan
alignment dari fokus proyek dan ekspektasi manajemen dan penyampaian progres
akhir dan serah terima proyek
Sedangkan hal-hal yang perlu diselesaikan ketika masuk
dalam fase ini adalah:
·
Control Plan, Rencana Implementasi, SOP, Rencana Pelatihan, dsb.
telah dikembangkan dan diimplementasikan.
·
Statistical Process Control atau mekanisme
penelusuran lainnya disediakan yang bertujuan untuk memastikan perbaikan
terpelihara.
·
Solusi Perbaikan telah menjadi bagian dari sistem
di organisasi. Atau terintegrasi dalam pemantauan sehari-hari operator
·
Perhitungan ulang Financial Impact telah
dilakukan dan telah tervalidasi oleh Financial Departemen
·
Rencana Serah Terima diimplementasikan dan
dijalankan. Dan ini sebagai penutup dari proyek. Sebagian organisasi membuat
selebrasi atas keberhasilan tim dalam proyek. Penghargaan yang bersifat moneter
dan recognition diberikan dalam acara formal yang diserahkan langsung oleh
manajemen akan mampu meningkatkan rasa kebangaan karyawan dan memotivasi yang
lainnya untuk ikut berkontribusi terhadap aktivitas perbaikan ini.
Sumber :
http://kessvip.blogspot.co.id/2016/03/six-sigma.html
https://qualityengineering.wordpress.com/tag/konsep-six-sigma/
https://qualityengineering.wordpress.com/tag/konsep-six-sigma/
Komentar
Posting Komentar